Rabu, 21 Februari 2018

Pengalaman Lolos Seleksi Beasiswa Daewoong

Nah ini adalah tulisan kedua gw tentang beasiswa setelah sebelumnya gw ngepost tentang pengalaman gw ikut seleksi beasiswa goodwill (selengkapnya bisa dibaca disini). Motivasi gw bikin post tentang beasiswa Daewoong karena keterbatasan informasi tentang beasiswa ini saat gw berusaha searching waktu jaman-jaman pendaftaran dahulu. Justru pas gw searching dan ketikkan "Daewoong" di google yang muncul malah Daewoong tokoh utama pria di drama korea "My Girlfriend is Gumiho" -,-. Oleh karena itu, gw berharap semoga post ini bisa bermanfaat untuk para pencari informasi Beasiswa Daewoong (bukan Daewoong Gumiho).

Beasiswa Daewoong
"Daewoong"
Kalau kalian baca post gw waktu ikut beasiswa goodwill, kalian mungkin tahu kalau gw kalap dalam hal daftar-daftarin beasiswa saking ambisinya pingin dapet beasiswa. Jadi selain goodwill, gw juga daftar beasiswa Daewoong setelah itu. Kalau nggak salah beasiswa Daewoong sudah buka di bulan Juni. Dan yang bikin gw tertarik adalah beasiswa Daewoong ini menawarkan beasiswa sebesar 1000USD untuk tiap orangnya. Gimana nggak ngiler coba!? Waktu itu harapan gw kalau misalkan dapat beasiswa ini gw bisa makai uangnya buat biayain penelitian skripsi gw jadi biar nggak minta emak-bapak lagi. Mulia banget kan? wkwkkw.

Seleksi Dokumen

Oke, balik ke topik beasiswa. Jadi apa yang perlu gw persiapkan?
1. Transkip IPK
2. Surat Keterangan Membutuhkan Beasiswa
3. Surat Keterangan sedang tidak menerima beasiswa
4. Surat Keterangan bukan Perokok Aktif
5.Scan KTM
6. Fotokopi KK
7. CV (aktif mengikuti kegiatan mahasiswa)

Beasiswa Daewoong
Poster Informasi Beasiswa dari BEM saat itu
Kalau menurut pendapat gw yang udah malang melintang (*cielah, sombong amat) di dunia pendaftaran beasiswa via beasiswa.ui.ac.id, syarat-syarat beasiswa Daewoong ini lumayan mudah dan cepat untuk diwujudkan. Jadi bisa dibilang nggak ada kesulitan berarti yang gw temui saat itu.

Salah satu poin yang perlu diperhatikan adalah bahwa pihak Daewoong menginginkan agar penerima beasiswanya sebaiknya orang yang memiliki latar studi bioteknologi atau akan berkecimpung baik itu dalam hal penelitian ataupun pekerjaan di bidang Bioteknologi. Jadi pas bikin essay, tulislah kenapa kalian dinilai 'memenuhi' persyaratan tersebut.

Hmm ada apa antara Daewoong dan Bioteknologi?
Jadi begini gaes, Daewoong sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Bioteknologi berasal dari Korea Selatan. Di Indonesia sendiri Daewoong memiliki kantor pusat di Jakarta dan pabrik untuk produksi yang berlokasi di Sidoarjo. Gw sudah pernah melakukan company visit bareng teman-teman sekelas Rekayasa Protein. Mungkin kalau gw rajin gw bakal bikin post-nya hehe. Pabrik Daewoong di Sidoarjo udah benar-benar dilengkapin alat-alat lab super canggih. Makanya nggak heran mereka ngasih beasiswa 1000USD/anak.

Pengumuman

Yah inilah sisi keenakannya beasiswa Daewoong. Kalau beasiswa lainnya ada tahapan tes seleksi inilah itulah, Daewoong langsung pengumuman guys. Dan waktu itu pengumumannya bulan November via telefon. Gw ditelefon sekitar jam 10-an, disitu gw diberi tahu kalau gw lolos menjadi salah satu penerima beasiswa dan gw diharuskan datang ke acara pemberian beasiswa siang itu. SIANG ITU. Mendadak banget. Inget banget pas ditelefon posisi gw lagi di parkiran motor Teknik. Kaget lah gw, pas siang sebenarnya ada kelas, tapi demi beasiswa gw relain bolos *bleh. Oh ya untuk berita penganugrahan beasiswanya bisa baca disini, ortu gw ngirimin link ini waktu tahu gw keterima beasiswa.

Datanglah siang itu gw ke venue acara di RIK, dan disana sudah ada beberapa penerima beasiswa lainnya. Total penerima beasiswa ada 35 anak yang berasal dari Fakultas Teknik, FMIPA, dan Rumpun Ilmu Kesehatan. Jadi total 35000USD yang digelontorkan pihak Daewoong untuk pemberian beasiswa ini.  Jumlah anak fakultas Teknik paling dikit diantara fakultas yang lain. Waktu angkatan gw jumlah penerima dari Fakultas Tenik cuman 4 orang: gw, 2 anak teknologi Bioproses 2015, dan 1 cowok elektro 2014. Tiap penerima beasiswa akan diberi semacam piagam penghargaan. Nah nanti kapan-kapan gw update foto gimana bentuk piagam penghargaan dari Daewoong karena piagam gw ada di Indonesia. [Update, akhirnya gw foto piagamnya]

Beasiswa Daewoong
Piagam Beasiswa Daewoong

Selain pemberian beasiswa, acara juga diisi dengan promosi Perusahaan Daewoong Infion Indonesia plus kesan-pesan dari seorang alumni UI yang kini bekerja di Daewoong. Acara pun ditutup dengan makan-makan wuenaakk.Untuk dokumentasi acaranya, nih gw kasih foto temen gw aja hahaha. Dia kebetulan junior gw di Teknologi Bioproses 2015 yang sama-sama dapat Beasiswa Daewoong. *Pinjem mukanya ya wkwkwk

Beasiswa Daewoong
Penganugrahan Beasiswa Daewoong

Pencairan Beasiswa

Duit beasiswa nggak serta merta dikasih pas acara melainkan baru cair sekitar sebulan setelah acara. Waktu itu duit yang masuk ke rekening gw sekitar 10juta-an. Yah, padahal sebenarnya gw berharap duit yang masuk sesuai kurs rupiah 13.000/USD wkwkw. Tapi yaudahlah gw tetep bersyukur. Alhamdulillah.

Nah, setelah mendapat beasiswa, para penerima tidak memiliki kewajiban sama sekali, SAMA SEKALI,  untuk membuat laporan pertanggungjawaban ataupun kewajiban seperti harus menghadiri pelatihan sebagaimana beasiswa-beasiswa lainnya. Benar benar murni "diberi". Tapi itu pas beasiswa Daewoong angkatan gw ya, belum tahu gimana kalau angkatan sesudah gw.

Nah jangan pakai lama, hayuk buruan daftar beasiswa Daewoong!!!

Selasa, 20 Februari 2018

Reaktivasi BNI Mobile Banking yang Terblokir di Luar Negeri

Yap, kali ini gw mau bagiin gimana pengalaman gw meng-reaktivasi mobile banking BNI gw saat posisi sedang di luar negeri yaitu Jepang.

Ini dimulai waktu gw mau transfer uang tiket pesawat buat kepulangan ke Indonesia. Gara-gara gw lupa sama password transaksi dan uda 3x login dengan password yang salah, akhirnya terblokirlah itu mobile banking BNI gw. Ini selain emang murni kesalahan gw, disisi lain gw juga agak kesal sama sistem per-password-an BNI mobile banking #alesan. Gimana nggak kesel coba? saat lu masuk aplikasi BNI mobile banking lu harus ngisi username sama MPIN. Terus waktu udah masuk dan akan melakukan transaksi, misal "transfer" lu harus masukin (lagi) password transaksi. Yah saya sebagai manusia yang gampang lupa akhirnya suka kebolak-balik mana yang username, mana yang MPIN, mana yang password transaksi, meskipun gw tahu sistem begitu punya tujuan baik dari segi keamanan. Dan akhirnya terjadilah kejadian itu: BNI mobile banking TERBLOKIR.

Nah balik lagi ke masalah terblokirnya mobile banking BNI gw. Sebenarnya masalah ini akan jauh lebih mudah dan sederhana kalau posisi gw sedang di Indonesia. Gw tinggal pergi ke teller BNI minta re-aktivasi dan reset password, terus ke ATM BNI buat reaktivasi. Dan kenyataannya gw lagi di Jepang, di Koganei tepatnya. Bank BNI terdekat ada di Chiyoda, Tokyo dan di Osaka dimana setelah gw cek jaraknya lumayan jauh kalau ke Chiyoda sekitar 35km atau 1 jam kalau naik kereta. Sisi minusnya lagi adalah Bank BNI Tokyo sebagaimana kantor pada umumnya yang buka cuman di weekdays dan di jam kerja 09.00 am-04.00 pm. Sebaliknya gw sebagaimana pelajar pada umumnya yang berangkat kuliah tiap weekdays dan jam sekolah 09.00-06.00 p.m. Nah, nggak ketemu kan? Padahal gw super butuh e-banking buat bayar tiket pesawat kepulangan gw ke Indonesia. Jadi usaha apa yang gw lakuin saat itu?

1. Email ke BNIcall

Ini adalah hal yang pertama gw lakuin karena email itu "gratis". Jadi gw search di internet email customer service-nya BNI dan akhirnya nemu yaitu bnicall@bni.co.id. Gw email-lah si BNI dengan email macem gini.
Reaktivasi BNI Mobile Banking yang Terblokir di Luar Negeri
Email ke BNIcall
Udah gw email sampai 2 kali tapi belum ada balasan. Dan gw pun semakin panik karena kudu bayar tiket pesawat secara tiket pesawat yang gw mau tersisa 4 seat lagi, jadi bener-bener "siapa cepat dia dapat". Nah karena nggak bisa menahan kesabaran lagi, gw pun ke langkah selanjutnya: Nelfon.

*update: akhirnya setelah gw sampai di Indonesia, pihak BNI baru membalas email gw 😑, untung aja gw memilih opsi nelfon dibanding nunggu balasan email. Di email ini juga diberikan bagaimana langkah manual untuk mereaktivasi mobile banking yang terblokir. Untuk gw sendiri yang orangnya panikan, gw lebih memilih cara menelfon pihak BNI biar sekalian dituntun oleh Mbak CS-nya. Bisa dilihat screenshot emailnya dibawah

Reaktivasi BNI Mobile Banking yang Terblokir di Luar Negeri

2. Telfon ke BNIcall (kena roaming hiks)

Langkah ini gw lakuin setelah terilhami oleh pengalaman agan kaskuser yang punya masalah persis sama gw, bisa baca disini. Dimana di post kaskus tersebut, si agan merekomendasikan buat langsung telfon aja ke customer service BNI dan dari pengalaman dia cara tersebut berhasil tanpa harus rebek2 ngurus ke bank BNI cabang terdekat. Akhirnya gw pilihlah cara ini: cara yang berbayar dan bermodal. 

Reaktivasi BNI Mobile Banking yang Terblokir di Luar Negeri
Kontak BNI Call

Oh ya untuk nomor telefon BNIcall bisa dilihat di gambar diatas. Ada 2 pilihan yaitu telefon dari dalam negeri atau luar negeri dimana dua-duanya punya kesamaan "berbayar". Berhubung gw lagi di luar negeri, gw pilih yang nomor untuk luar negeri. Dan ya, pas nelfon jangan lupa nulis kode area-nya tetap "+62" ya jangan malah diganti jadi "0". Nggak bakal nyambung kalau ente maksain tetep pake "021...".

Bodohnya gw waktu coba nelfon CS BNI, gw belom paketin roaming nomor telkomsel. Walhasil baru ngomong sejumprit ama Mbak CS-nya panggilan tiba-tiba terputus akibat pulsa gw abis -,-. 

Reaktivasi BNI Mobile Banking yang Terblokir di Luar Negeri
Mahal cyyn

Yah bisa dilihat nelfon 2 menit abis 70.000, itu aslinya mayoritas 2 menit dijawab sama operator dan nunggu sambil dengerin RBT lagu kebangsaan BNI, dan 10 detik terakhinya gw baru mulai terhubung ke Mbak CS. Akhirnya 70.000 gw hilang sudah tanpa dapat info apapun. Harusnya Mbak CS-nya nelfon balik gw kek, peka gitu lho kalau pulsa gw abis #plakk. 

Oke gw belum mau menyerah, gw masih kekeuh mau nelfon. Akhirnya gw orang tua beliin pulsa 200k, untuk selanjutnya gw pake buat beli paket roaming telkomsel. Dan gw memilih paket roaming yang 3 hari.

Reaktivasi BNI Mobile Banking yang Terblokir di Luar Negeri
Paket Roaming Telkomsel

Gw telfon deh BNI, setelah 2 menit menunggu sambil mendengarkan RBT BNI (bahkan waktu gw nulis ini pun gw masih terngiang-ngiang lagu RBT-nya) tersambunglah gw ke Mbak CS-nya. Alhamdulillah Mbak CS-nya baik bin sabar menuntun gw untuk reaktivasi akun mobile banking hingga akhirnya selesailah sudah dan mobile banking gw udah AKTIF lagiiii. Yeayyy!! Kalau misal kudu ngasih penilaian bintang macam abis naik gojek/ojol gitu, gw bakal kasih bintang 5 ke mbak CS-nya dah. Mantap CS-nya BNI. ^^

Tips

Nah setelah gw paparkan panjang kali lebar curhatan dan sharing gw tentang reaktivasi mobile banking yang terblokir. Gw mau ngasih tips tentang apa aja yang perlu dipersiapkan saat mau nelfon via BNIcall untuk keluhan yang sama kayak gw atau keluhan lainnya. 
1. Pulsa
Yah, ini nggak usah dibahas lah ya. Bisa dicermati di pengalaman gw, meskipun harus berkorban paket roaming 200k, pada akhirnya masalah beres.

2. Kartu ATM
Nah ini nggak kalah penting nih, saat pertama kali terhubung dengan layanan BNIcall maka customer pertama kali akan diminta untuk mengetikkan 16 digit nomor yang tertera di kartu ATM-nya. Makanya kalau bisa sudah siap sedia kartu ATM.

3. Nomor Rekening
Kalau ini sih jelas pasti akan ditanya ama Mbak CS. Kalau hafal atau sudah ada catatan maka alhamdulillah. Namun kalau memang tidak hafal, bisa dicek di buku tabungan.

4. Nama Lengkap, Nama Ibu Kandung
Jangan sampai kita lupa sama nama sendiri sama nama Ibu ya karena informasi ini juga akan ditanyakan oleh Mbak CS.  Sebenarnya info ini udah tercantum di buku rekening BNI masing-masing. Jadi selain kartu ATM, buku tabungan juga kalau bisa sudah siap sedia. Tapi kalaupun tidak ada/tidak kebawa buku tabungannya nggak masalah, asal hafal aja nama sendiri sama nama Ibunya. 

4. Alamat Rumah, Alamat E-mail, No. HP
Selanjutnya, kita akan dimintai mengenai data alamat rumah, email, dan no HP yang didaftarkan ke rekening kita saat pembuatan rekening. Nah informasi ini juga tercantum di buku rekening. Kalaupun tidak bawa buku rekeningnya, kamu harus benar-benar hafal dan ingat tentang alamat rumah, email, dan no HP yang didaftarkan "SAAT ITU". Ya kan siapa tahu pas bikin tabungan masih jaman alay jadi nama emailnya safiraimoetzzunyunyu@rocketmail.co.uk dan sekarang udah ganti alamat email jadi lebih profesional. 

5. User ID mobile banking
Kalau berdasar pengalaman gw, ini juga bakal ditanyain sama mbak CS untuk selanjutnya dicek ama doi gimana status mobile banking kita. 

6. Aplikasi Mobile Banking
Yah, aplikasi ini harus ada ya di smartphone anda ya wakawan. Jangan kayak gw yang udah terlanjur kesal sama aplikasi mobile banking BNI yang teblokir, gw uninstall itu aplikasi #plakk. Akhirnya mbak CS BNI yang gw telfon kudu nungguin (dengan sabar)  gw install lagi aplikasi mobile banking BNI. Maap ya Mbak hehehe. 

7. Internet
Yah ini juga sangat sangat perlu. Kenapaaa??? karena aplikasi mobile banking BNI hanya bjsa direaktivasi apabila menggunakan internet dari nomor anda sendiri bukan numpang internet WiFi. Yakali pake mobile banking tapi nggak modal internet? sms banking mah kalau gitu atuh. Oh, ya, gw juga uda pernah bikin post tentang pengalaman gw beli paketan internet di Jepang, selengkapnya bisa baca disini.


Nah itu sekilas pengalaman serta tips & tricks dari gw buat saudara-saudara yang mengalami kejadian yang serupa sama gw. 
Kalau ada yang mau bertanya atau ingin berbagi pengalamannya (sama-sama keblokir) boleh komeng dibawah ya ^^

Akhirul kalam, 

Wassalamu'alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh

Kamis, 15 Februari 2018

4th Week In Japan: Jalan Jalan ke Camii Mosque & Tokyo Tower

Assalamu'alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh


Yap, kali ini mau sharing lagi kegiatan explore Tokyo, hehehe. Di jalan-jalan kali ini agak berbeda sama jalan-jalan sebelumnya yang biasanya melancong bareng geng UI, nah kali ini gw bakal melancong bareng mbak-mbak kelompok liqo. Girl's Days Out gitu dehh. Karena jalan-jalannya bareng sama kelompok liqo, destinasi yang dipilih pun berbau islami. Hehehe. Nah, kali ini kita milih buat berkunjung ke Masjid Camii, salah satu masjid terbesar di Tokyo.

Camii' Mosque

Untuk menuju masjid Camii', bisa turun di stasiun Yoyogi dan lokasi masjid Camii' ini ada di belakang stasiun. Tinggal jalan 5 menit, cus sampai. Masjid Camii' sebenarnya adalah masjid milik Kedutaan Besar Turki di Jepang dan merupakah Masjid terbesar di Tokyo. 

Camii Mosque
Camii' Mosque
Karena masjid ini dimiliki oleh Kedutaan Besar Turki maka arsitektur masjid pun mengikuti arsitektur Turki. Jadi kayak ala-ala mini Blue Mosque gitu deh. Nih bisa dilihat dari arsitektur gerbang masjidnya. Kalau foto disini pasti disangkanya lagi di Turki deh, nggak kelihatan jepang-nya. Kayak pas gw kirim gambar ini ke temen gw, dia ngira gw lagi umroh yang paketan umrohnya include jalan-jalan ke Turki. Hahaha. Aaamiiin-in aja deh. Oh ya masjid ini juga letaknya di pinggir jalan besar kok, jadi mudah ditemui. 


Camii Mosque
Pintu Depan Masjid
Hal pertama yang memyambut gw pas masuk masjid Camii' adalah kurma dan black tea (entah ini black tea Jepang atau black Tea Turki). Yah tanpa tunggu lama, gw langsung comot ae itu kurma hahahha. Secara kapan lagi bisa makan kurma di Jepang. Di Indonesia pun makan kurma kalau pas Ramadhan aja. Oh ya begitu masuk pintu masjid, nggak langsung dihadapin sama ruangan sholat kok, tapi sebelum menuju ke masjid ada semacam lobby untuk menerima tamu, pojok duduk-duduk di samping depot kurma, dan aula untuk acara yang diselenggarakan masjid. 

Camii Mosque
Kurma & Black Tea
Nah, gw termasuk salah satu orang pengagum arsitektur gaya timur tengah akibat takjub sama desain pola-pola geometrisnya. Kenapa arsitektur timur tengah sering memasukkan pola geometris dalam desainnya? Karena di dalam islam gambar makhluk hidup itu dilarang, maka biasanya desain/arsitektur ornamen menggunakan pola geometris. Dan pola-pola geometris ini akan sering kita temui kalau kita berkunjung daerah timur tengah entah untuk menghiasi masjid atau istana kerajaan. Dan nggak cuman di Timur Tengah juga kok, kalau misal kita pergi ke Sevilla, Spanyol dan  berkunjung ke salah satu bekas peninggalan peradaban Islam (Dulu islam sempat berkuasa di Spanyol selama 700 tahun), kita bisa lihat istana dan taman-tamannya yang indah dengan desain geometrisnya. Pola geometris pun juga dipakai di arsitektur Masjid Camii' sebagaimana bisa dilihat pada gambar di bawah. Indah banget kan? MasyaAllah. 

Camii Mosque
Kubah

Camii Mosque
Interior Masjid
Masjid Camii' selain sebagai masjid bagi pemeluk agama islam, juga menerima kunjungan apabila ingin melakukan 'study tour'.  Pas gw kesini ada serombongan orang Jepang yang lagi ikut tour sambil dijelasin pemandu dari pihak kedutaan Turki. Dan untuk peserta wanita yang mengikuti Tour tersebut dianjurkan untuk menggunakan penutup kepala entah itu hijab atau cuman selendang yang intinya nutupin kepala aja. Meskipun guide tournya orang Turki tapi udah fasih bicara bahasa Jepang. Dan nggak cuman guide tour-nya, pegawai yang lain meskipun muka Turki tapi lidahnya fasih bahasa Jepang. Bahkan rombongan ini sempat 'ikut' pas jama'ah sholat Dhuhur. 'Ikut' disini maksudnya duduk dibelakang shaf (tanpa ikut sholat) dan mungkin mengamati (?). Oh ya, btw gw senang banget pas datang kesini pas waktu dhuhur jadi alhamdulillah bisa ikut dengerin adzan setelah sekian minggu ngak dengar adzan di Jepang :" huhu. Untuk laki-laki tempat sholatnya di lantai bawah sedangkan untuk perempuan bisa sholat di bawah tapi kebanyakan sih pada sholat di lantai atas. Setelah sholat dhuhur selesai, gw sempat lihat ada satu grup yang kelihatannya lagi belajar tajwid (hukum cara membaca Al Qur'an) . Dan kalau dilihat dari muka yang belajar sih muka-muka Jepang gitu, sedangkan yang jadi gurunya orang Turki. Saat itu sih gw dengernya mereka lagi belajar baca surat An-Naas.  

Camii Mosque
Belajar Al Qur'an
Pas gw kesini bertepatan banget sama acara Hijab Day yang diselenggarain sama pengurus masjid Camii'. Wah acaranya ngapain tuh? Jadi di acara ini akan diperkenalkan apa itu 'hijab', kenapa harus berhijab, dan tutorial berhijab. Acara ini pun terbuka untuk umum. Pas gw ikut ini justru lebih banyak mbak-mbak yang nggak berhijab ketimbang yang berhijab. Kayaknya yang berhijab itu cuman rombongan gw sama mbak-mbak Turki deh, hahaha, yang lain rata-rata orang Jepang. Dan memang tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk memperkenalkan hijab yang pasti akan lebih ngena kalau sasarannya yang belum/tidak berhijab. 

Camii Mosque
Poster Hijab Day
Sehabis acara Hijab Day, peserta diminta untuk menuliskan kesan-pesannya di papan. Dan inilah diaa kesan-pesan mereka ^^. 

Camii Mosque
Kesan Pesan Peserta
Usai acara hijab Day, gw balik lagi ke lobby depan. Nah di lobby depan ini ada semacam stand yang jualan makanan dan pernak-pernik khas Turki. Harganya juga murah-murah kok. Untuk makanan dijual di range 150-600 yen. Dan gw sempat beli kue kering disini seharga 150 yen mumpung kapan lagi bisa beli roti halal. Gw lupa nama roti gw apa cuman dia agak mirip sama 'castangel' kalau di Indonesia. Temen gw yang lain ada yang beli gantungan kunci & tempelan kulkas Turki. Oh ya, yang bikin shock lagi adalah mas-mas Turki yang jaga kasir bisa bahasa Indonesia. Hohoho. Trus temen gw yang dari tadi ngoceh kalau mas-mas Turki disini pada ganteng-ganteng akhirnya malu deh setelah tahu abang Turkinya paham bahasa Indonesia. Hahaha. Dan abang Turkinya pun ikut tersenyum malu penuh arti. Ihiiyy. 

Camii Mosque
Stand Jajanan dan Oleh-Oleh Khas Turki

Tokyo Tower

Usai sholat Ashar di Masjid Camii', kita pun bingung mau apa dan bagaimana. Kalau pulang, kok ya sayang secara masih jam 3 sore dan rasanya kurang sreg kalau pulang matahari masih kelihatan. Akhirnya,  kita pun memutuskan buat (lanjoot) berkunjung ke Tokyo Tower secara belum ada satupun dari kita yang pernah ke Tokyo Tower. Hohoho. Gw juga senang akhirnya bisa kesampaian juga ke Tokyo Tower setelah di edisi jalan-jalan gw minggu lalu (baca disini) cuman bisa lihat Tokyo Tower dari kejauhan di Ropponggi Hills. Dan yah, Tokyo Tower beda sama Tokyo Skytree (dulu gw kira mereka sama). Gw udah pernah bikin post jalan-jalan ke Tokyo Skytree, kalau berminat baca boleh berkunjung disini. #promosi. 

Tokyo Tower
Tokyo Tower
Nah inilah dia foto Tokyo Tower. Hmmm macam Menara Eiffel KW kali yak. Hehe. Malah kalau kata gw mirip menara SUTET kalau di Indo #plakk, cuman bedanya menara ini lebih tinggi, bercahaya, dan dikelola dengan baik (bedanya banyak banget -,-, nggak mirip dong berarti). Setelah gw googling, ternyata Tokyo Tower ini aslinya adalah stasiun pemancar radio. Cuman karena dia cantik dan 'tourist-able' diubahlah menjadi tempat wisata. Salah satu spot menarik di Tokyo Tower adalah taman kecil di bawahnya yang dihiasi dengan illuminations. Banyak pengunjung yang foto-foto di taman illuminations ini. Triknya adalah pakai kamera yang kualitas bagus dan settingan kamera yang sesuai biar bisa dapet hasil jepretan yang ciamik di illuminations ini, ya biar hasilnya nggak macam hasil foto gw yang blur blur gimana gitu. Hahaha. Salahnya gw pas foto ngatur brightness-nya ketinggian, karena pikir gw biar nggak gelap gitu tamannya, eh malah jadinya blur/nyaru gitu cahaya lampunya -,-. Yah meskipun jelek, gw tetep mau 'berbagi' hasil jepretan gw yang ala kadarnya.
Tokyo Tower
Jalan Ala-Ala
Tokyo Tower
Mini Tokyo Tower
Berpindah dari suasana outdoor, masuklah kita ke dalam Tokyo Tower ini.Yap didalam Tokyo Tower ada banyak kafe, restauran, dan spot buat beli oleh-oleh khas Jepang. Tapi kalau kata temen gw, lebih murahan di Asakusa pernak-perniknya ketimbang disini (Oke fix entar balik lagi ke Asakusa sebelum balik Indo buat beli oleh-oleh, yes). Buat pecinta anime One Piece mungkin bisa kelabakan disini karena disini ada museum One Piece, kafe One Piece, dan toko yang menjual One Piece. Yah, karena gw bukan penggemar One Piece, gw cuman mampir ke toko yang jual pernak-pernik One Piece namanya Mugiwara Store.

Tokyo Tower
Mugiwara Store 
Apa aja yang dijual? Ada gantungan kunci, mini statue, buku, notebook, tempat pensil, tempelan kulkas, majalah, dll yang bertema One Piece. Juga banyak standing statue karakter One Piece dan temen gw yang fans One Piece pun foto-foto di setiap standing statue yang ada. Gw pun nggak mau kalah, gw juga ikut foto #plakk, tapi bukan di patung2nya One Piece tapi di spot foto tokonya. Pertanda klo udah pernah kesini wkwkwk. 1,, 2,, 3,, Cekrek!!!
Tokyo Tower
Mejeng dulu
Yah itu dia cerita jalan-jalan gw di weekend ke 4 di Jepang. Semoga bermanfaat, siapa tahu ad yang lagi bikin itinerary buat ke Tokyo. hohoho. Oh ya gw lupa cerita, jadi dekat Tokyo Tower ada restoran halal yang jual curry dan makanan Pakistan lainnya, jadi recommended nih buat pelancong muslim yang ingin cari makanan halal pas ke Tokyo Tower. So, see you next week di post jalan-jalan selanjutnya ^^

Wassalamu'alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh

Kamis, 08 Februari 2018

3rd Week In Japan: Jalan Jalan ke Shibuya, Harajuku, & Ropponggi


Assalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh


Haii haii ketemu lagi di post jalan-jalan ^^ Setelah di minggu sebelumnya gw pergi ke Asakusa, di minggu ketiga gw sama teman-teman dari UI memutuskan untuk jalan-jalan ke Shibuya-Harajuku & Ropponggi. Siapa tahu post ini bisa bermanfaat buat kalian yang ingin menyusun itinerary pas pergi ke Tokyo hehe. Cekidot

Shibuya

Tempat pertama yang kita datengin adalah Shibuya, kita penasaran bagaimana itu bentuknya perempatan yang keliatannya ketjeh banget di film-film dan apakah bener se-crowded kayak di salah satu adegan film Fast & Furious. Juga kita penasaran sama patung hachiko yang ceritanya terkenal seantero dunia yang katanya bikin mewek-mewek (blum pernah nonton, males nangis-nangis). Dan teret tet tett, inilah dia si patung hachiko.
 
Patung Hachiko
Buat sekedar foto sama patung hachiko kudu ngantri sama turis-turis lainnya. Rasanya kurang ‘afdhol’ kalau ke shibuya tapi belum foto sama patung hachiko. Dan patung hachiko ini dekat banget letaknya sama exit stasiun Shibuya.
 
Antri Foto
Patung hachiko sudah, nah terus perempatan Shibuya-nya mana? Dan saudara-saudara ternyata perempatannya tepat persis di depan patung hachiko. Bahkan waktu gw nyebrang perempatan itu gw nggak tahu kalau itu perempatan Shibuya -,-. Gw nyebrang aja kayak biasa karena gw sama teman gw mau pergi ke Toko 109 buat lihat-lihat baju (“lihat-lihat” bukan “beli”) sambil cari-cari perempatan Shibuya. Dan setelah nyebrang perempatan itu, kita baru sadar kalau itu adalah perempatan Shibuya -,-. Tet tot. Ya, saat itu kita nggak sadar ya karena penampakan perempatannya sebagaimana perempatan pada umumnya (yaiyalah!). Dan ya, memang rame manusia sih pas nyebrang. Tapi bukannya dimana-mana perempatan bakal ramai manusia kalau pas waktu penyebrangan?
 
Nyebrang di Shibuya
Destinasi selanjutnya gw sama teman-teman gw pergi ke toko 109 buat sekedar lihat-lihat baju karena bajunya yang mahal-mahal dan rata-rata yang dijual adalah baju winter yang pasti kurang berguna buat di Indonesia jadilah nggak beli baju apapun. Toko 109 ini ada 2 gedung yang letaknya lumayan berdekatan yaitu 109 men yang jual fashion item pria dan 109 woman yang jual fashion item wanita. Di lantai paling atas toko 109 women, kita nemu kedai yang jualan parfait dan pasta. Melihat harga parfait yang murah meriah dan penampilan yang menggiurkan, kita memutuskan buat “makan siang” disana dengan parfait.

Parfait murah 500 yen

Ropponggi

Puas makan es krim, kita buka-buka g-maps dan menemukan tempat wisata lain yang direkomendasikan di google yaitu “Ropponggi Hills”. So, kita memutuskan buat jalan ke Roponggi Hills karena di peta bilang kalau jalan hanya butuh 20 menit baru sore-nya kita akan lanjut jalan ke Harajuku. Saudara-saudara, setelah memutuskan ‘jalan kaki’ dan merasa 20 menit sudah terlewati namun Ropponggi Hills belum nampak di pelupuk mata, kita mulai curiga kalau “20 menit” yang disebutkan oleh Google adalah palsu belaka. Mungkin “20 menit jalan kaki” menggunakan standar jalan orang Jepang yang cepat-cepat, dan kita sebagai makhluk Indonesia yang dimanjakan dengan kendaraan pribadi buat pergi sekedar ke warung dekat rumah merasa tidak cocok dengan standar 20 menit, 40 menit mungkin lebih cocok. Dan baru sadar kalau jarak Shibuya ke Ropponggi Hills adalah sekitar 2,7 km. Hadeuuuuhhh. Habis sudah tenaga dari es krim 109. Sebenarnya dari Shibuya ke Ropponggi Hills ada bus, namun karena kami ingin menghemat uang dan mumpung menurut peta yang “katanya” cuman butuh jalan 20 menit, akhirnya jalan-lah kami. Ya tidak apa-apa, hitung-hitung olahraga. Kapan lagi bisa jalan sejauh ini.
 
Ropponggi Hills yang nggak ada "Hills"nya
Sesampai di Ropponggi Hills, kata pertama yang terlintas di benak kami adalah: kecewa. Ha!?!? Yap, awalnya kami dengan bodohnya nggak googling terlebih dahulu apa itu Ropponggi Hills dan langsung berasumsi itu adalah tempat wisata berupa “hills” alias perbukitan. Bego banget kan? Hahaha. Dan setelah nyampe di tempatnya, kita baru tahu kalau Ropponggi Hills itu kompleks perkantoran dan perbelanjaan. -,-. Duh rasanya gimanaa gitu. Sudah jalan capek-capek, menanjak pula, dengan harapan keletihan ini akan terbayarkan dengan pemandangan indah dari “hills” perbukitan. Dan, harapan pun musnah karean kebego-an gw dan teman-teman gw. Hahaha. Gw pun sadar “hills” itu tidak selalu “bukit” dalam arti sebenarnya, misal di Indonesia kan ada itu San Diego Hills tapi ternyata pemakaman, trus ada juga Beverly Hills di Amerika yang ternyata kompleks orang-orang tajir dan artis Hollywood.

Dari Ropponggi Hills bisa juga kelihatan Tokyo Tower dari kejauhan. Di minggu selanjutnya gw bakal berkunjung di Tokyo Tower, postnya bisa dibaca disini (link ini baru aktif setelah gw post artikelnya, semoga nggak males) hehe. Oh ya sekali lagi Tokyo Tower dan Tokyo skytree beda ya saudara-saudara. Tokyo Skytree udah pernah gw kunjungin di trip gw yang di Asakusa.

Tokyo Tower yang kelihatan dari Ropponggi Hills
Di Ropponggi Hills sebenarnya ada wisata selain fungsinya sebagai tempat perbelanjaan. Disini ada Art Museum, bioskop, aquarium, dan taman yang mungkin bakal lebih cantik pas musim semi. Oh ya, kata temen-temen Indo yang pernah kesini pas malem, Ropponggi Hills juga bagus buat ilumination-nya. Nah, jadi salah satu atraksi yang bagus ditonton selama winter adalah winter illumination semacam pertunjukan lampu dan musik. Biasanya winter illumination bisa dilihat dari bulan Desember sampai awal spring di Maret di beberapa spot di Jepang. Buat info lebih lengkapnya bisa baca disini.

Taman di Ropponggi Hills

Harajuku

Dari Ropponggi Hills ke Harajuku kita kembali memutuskan buat jalan kaki. Ya sekalian capek. Tapi sebenarnya dari Ropponggi Hills ke Harajuku bisa naik kereta, cuman karena kita berniat mau memecahkan rekor jumlah langkah minggu lalu pas di Asakusa yaitu 20.000 langkah, akhirnya kita pilih jalan. Daerah pertama yang kita jelajahi adalah Omotesando yaitu jalan memanjang khusus untuk pusat perbelanjaan. Dan barang-barang yang dijual disini rata-rata barang high-end. Jadi kalau mau beli dari merk-merk kece macam Dior, Giordani, Louis Vitton, Prada, Gucci, Hermes, Versace, Giogio Armani, dan teman-temannya, monggo datanglah kesini. Dan bahkan gw baru sadar kalau nama pusat pertokoan-nya adalah Omotesando "Hills", lagi-lagi "Hills". Jangan-jangan "Hills" itu dipake untuk sesuatu yang berbau "mahal" maybe (?) Entahlah.

Setelah menyusuri jalan di Omotesando, sampailah kita di stasiun Harajuku. Oh ya jarak dari Omotesando Hills ke stasiun Harajuku lumayan deket kok sekitar 1-1,5 km. Arsitektur stasiun Harajuku terlihat tua beda sama stasiun-stasiun lainnya di Tokyo yang pernah gw kunjungin. Setelah searching di google, baru tau kalau stasiun Harajuku ini sudah dibangun sejak 1906. Beuhh pantesan. 

Stasiun Harajuku
Oh, ya, kalau dengar kata "Harajuku" biasanya otomatis orang akan ingat ke suatu mode atau sekelompok orang-orang yang pakai baju model 'ajaib' entah macam lolita lah, atau kayak di anime-anime itu. Ekspektasi gw juga kayak gitu kalau pas datang kesini pasti bakal nemuin banyak orang yang pakai baju 'ajaib'. Sayangnya, pas gw datang, cuman dikit banget 1-2 orang yang pake baju 'ajaib' model-model harajuku. Hmm mungkin lagi winter kali ya, jadinya mager pake baju-baju yang ajaib.

Nggak jauh dari stasiun Harajuku, sampailah kita di lokasi wisata selanjutnya yaitu Takeshita Dori Shopping Street. Yup di sepanjang jalan ini ada banyak jajanan, fashion item, pernak-pernik buat oleh-oleh yang sabi banget buat dibeli. Disini juga ada toko Daiso, toko 100 yen, jadi bolehlah kalau mau beli pernak-pernik oleh-oleh disini dengan harga terjangkau cukup 100 yen.Takeshita Dori Shopping Street ini biasa diringkas Takeshita street. Pas gw kesini, jalannya bener-bener super rame. Nggak cuman sama penduduk lokal aja, tapi juga banyak turis-turis yang datang kesini. Mungkin kalau gambar di bawah bisa di zoom, bakal kelihatan seberapa sumpeknya Takeshita-street.

Safira Candra Asih
Takeshita Dori Shopping Street
Salah satu spot yang rame dan recommended untuk dikunjungi di Takeshita-street adalah Crepes. Yap, disini ada beberapa spot toko crepes yang rame antrian. Dan bisa dibilang kalau ke Takeshita-street, wajib mencicipi crepes sini. Dan jatuhlah pilihan kita ke Marion Crepes, kenapa? karena kita lihat cukup banyak antrian di marion crepes jadi kita berasumsi mungkin saja crepesnya yang terenak disini. Oh, ya, harga crepesnya ada di range 400-700 yen. Jadi ya masih terjangkau.

Safira Candra Asih
Crepes
Setelah puas makan crepes, kita lanjut buat mengunjungin Meiji Shrine yang letaknya di sebelah stasiun Harajuku. Tapi karena udah jam 5 sore, pas sampai sana Kuil Meiji sudah tutup. Bahkan terdengar dari suara speaker di kuil Meiji kalau turis/wisatawan yang masih di dalam kuil diharapkan untuk segera keluar. Yah jadilah kita langsung cus ke Yoyogi Park yang lokasinya persis di belakang kuil Meiji. Di taman ini pula kita menunaikan sholat Maghrib. Oh ya, sekedar tips buat saudara-saudara muslim, klo berkunjung ke Jepang atau ke negara-negara non-muslim lainnya dan ingin sholat tapi posisinya sedang di outdoor, bisa banget sholat di taman. Khawatir dilihatin sama orang? peduli amat. Hehehe. Selain di taman, pilihan sholat lainnya adalah di rumah makan muslim yang biasanya menyediakan musholla, di fitting room, di tangga emergency, di tempat yang sepi-sepi, yah pokoknya se-kreatifitas kalian ajalah. Hehehe. Syukur-syukur kalau nemu masjid. jadi bisa sekalian silaturahim dengan sesama saudara muslim :)

Yoyogi Park
Yoyogi Park ini lumayan luas tempatnya. Bahkan kalau gw baca, Yoyogi Park in taman keempat terbesar di Tokyo. Dan karena masih winter, jadi sebagian taman masih tertutupi salju dan rata-rata pohon pun masih botak. Di musim dingin, pohon-pohon akan gundul karena tidak terjadinya fotosintesis akibat kurangnya sinar atau panas dari matahari sehingga tidak lagi membuat makanan. Proses pengguguran daun ini merupakan mekanisme yang diciptakan Allah SWT agar pohon dapat menghemat cadangan makanannya dengan merontokkan sebagian daunya sehingga tidak banyak makanan yang disebarkan keseluruh bagian pohon. Kemudian di saat musim semi, dengan adanya sinar matahari yang cukup, pohon kembali menumbuhkan daun-daunnya dan dapat kembali berfotosintesis. (Eaaaa, pelajaran SD masih inget aja gw wkwkwk).

Bebek bebek
Di taman ini juga ada bebek-bebek (gw g tau itu jenis apa yang pasti mirip bebek) yang berenang di kolam di tengah taman. Setelah gw coba searching di google image, kayaknya Yoyogi Park ini jauh lebih cantik kalau kita dateng pas musim Semi karena yah ada daunnya. Hehehe. Nggak beda kayak taman-taman di Indo, spot-spot "mojok" di Yoyogi Park juga dimanfaatkan pasangan muda-mudi untuk .....yaa begitulah isi sendiri -,-. Oh ya, di depan yoyogi Park, sebenarnya sudah ada Yoyogi National Stadium dan di depan stadium ini ada banyak banner "2020 Summer Olympics" atau "Tokyo 2020". Yap, pagelaran olimpiade 2 tahunan ini akan diselenggarakan di Tokyo sebagai tuan rumah pada tahun 2020 nanti. Yah mungkin kalau nanti punya duit dan masih diberi kesempatan umur dan kesehatan, bisalah balik lagi pas summer 2020. Hehehe.

Oke, gw rasa itu aja sharing jalan-jalannya. Semoga bisa bermanfaat.
Sampai jumpa lagi di jalan-jalan selanjutnya ^^
Happy Holidays !!!



Safira Candra Asih
Laboratorium Dept. Biotech & Life Sciences
Gabut Nunggu Inkubasi Sel

Rabu, 07 Februari 2018

First Snow Fall in Tokyo 2018

Okay, ini adalah pertama kalinya gw ngalamin yang namanya musim dingin di negara 4 musim. Jadi harap maklum klo pembaca budiman sekalian merasa kalau gw norak dengan segala ke"winter"an ini. Hehehe.

Jadi, pas gw ke Jepang, pas banget saat itu adalah puncak musim dingin. Yap, musim dingin di Jepang biasanya dimulai dari akhir November sampai akhir Februari, dan bulan Januari biasanya menjadi puncak musim dingin di Jepang. Dan beruntungnya gw (tapi kalau kata temen Jepang gw di lab "nggak beruntung") tahun ini pas gw ke Tokyo bisa kebagian hujan salju setelah sekitar 4 tahun Tokyo nggak dilanda hujan salju. Yeayyyyyy.. Teeet teret tet tet.. (Tuh kan, norak -,-).

Ngomong-ngomong masalah musim dingin, Ibu gw bahkan sempat ngirimin artikel berita klo suhu winter Tokyo tahun ini adalah suhu terdingin selama 48 tahun terakhir. Nih, klo kepo sama artikelnya, bisa lihat disini. Wadaww wadaw, tau deh itu anugrah atau musibah hahaha, tapi menurut orang tropis macem gw hal kayak gini adalah anugrah secara kapan lagi gituh bisa dingin-dinginan setelah biasanya di Depok klo musim kemarau bisa sampe 34-35 C.

Jadi ceritanya pas sebelum gw ke Tokyo, gw udah beli perlengkapan winter dengan asumsi klo Tokyo itu sedang bersalju. Gw udah bawa jaket tebel berbulu angsa, trus sepatu boot bulu-bulu yang kata temen gw macem Syarini punya -,-. Dan ternyata e ternyata, pas sampe Jepang nggak bersalju sama sekali. Bener-bener kayak kota pada umumnya cuman bedanya dingin, waktu itu klo nggak salah pas gw nyampe suhu sekitar 5 C. Yah gw agak kecewa dong, udah bawa peralatan tempur lengkap buat salju, eh ternyata nggak ada salju. Kecewa lagi setelah tanya sama orang disana kalau kemungkinan tahun ini nggak ada salju karena udah 4 tahun Tokyo nggak dapet salju. Sediih kaan.

First Snow Fall

Hingga akhirnya di minggu ke-3 gw di Jepang tepatnya hari Senin, 23 Januari 2018 turunlah badai salju. Hah??? Badai salju? Yap. Jadi sekalinya turun salju setelah 4 tahun, langsung kebagian badai salju. Pas pagi, salju turun masih rintik-rintik kecil imut menggemaskan hingga kemudian berubah jadi demplok-demplok (g tau dah bahasa yang bener apa) pas malem-nya ditambah dengan angin kenceng. Mantap udah. Dan yang bikin gw bersyukur adalah, akhirnya sepatu boots bulu-bulu itu bisa gw pake. Hahaha.
First Snow Fall in Tokyo 2018
Pagi-pagi pas salju belom tebal
nah diatas adalah foto sekitar jam 10 pagi dimana jalan-jalan masih kelihatan karena saljunya yang masih tipis. Eits, itu foto bukan diambil dari google ya, itu foto jepretan sendiri lokasinya di TUAT. Ciamik emang pemandangan pas winter.

Pas hari itu, pemerintah Jepang mewanti-wanti warganya buat pulang rumah lebih awal karena khawatirnya pas malam bakal dilanda hujan salju sehingga ditakutkan membahayakan penduduk dan beberapa sistem transportasi bisa saja terganggu. Jadilah hari itu orang-orang di lab gw pada pulang sekitar jam 1 atau 2 siang.

Snow Fall in Tokyo 2018
Hujan Salju rintik-rintik

Hujan salju turun dari pagi hingga esok harinya. Dan sebagaimana gw bilang sebelumnya, pas malam, hujan salju rintik-rintik berubah jadi hujan salju demplok-demplok plus angin kencang. Dan nekadnya gw, malam itu gw malah pergi ke daerah Musashi buat beli sepatu. Hahaha. Dasar nekad.

Selama di Musashi, bisa dibilang pandangan mata udah agak susah karena hujan salju yang bener-bener lebat dan angin yang kencang. Gw juga sempat lihat antrian orang-orang yang mau naik bus yang lebih panjang dari biasanya. Nggak cuman bus, di beberapa titik juga ada kereta yang nggak bisa jalan karena rel-nya yang tenggelam sama salju. Ternyata bener ramalannya klo sistem transportasi kemungkinan bisa nggak berfungsi akibat badai salju.
Snow Fall in Tokyo 2018
Rel Kereta yang Ketutup Salju

Snow Fall in Tokyo 2018
Antrian Panjang orang-orang yang mau naik bus
Yah maap pemirsa fotonya blur, tapi kayaknya itu emang blur karena badai saljunya deh hahaha (*alesan). Yah intinya meskipun fotonya blur, setidaknya bisa menggambarkan lah ya seberapa panjang antrian orang-orang mau naik Bus. Disisi lain bisa dicontoh nih budaya orang Jepang yang mau ngantri buat naik angkutan umum. Foto itu diambil sekitar pukul 5 sore. Hah? 5 sore kok udah gelap? Yap, pas winter Matahari terbenam jam 5 sore dan ditambah dengan badai (maybe) jadilah langit tambah gelap.

Gw juga sempat memfoto pemandangan dari jendela kamar gw (sekali lagi, norak) buat kenang-kenangan sekalian kirim laporan ke emak gw yang suka nagih-nagih foto terbaru.
Snow Fall in Tokyo 2018
Pemandangan dari Jendela Kamar
Esok paginya karena hujan salju udah berhenti, akhirnya gw sama temen gw se-UI main-main salju di taman TUAT. Dan ternyata nggak cuman gw sama temen gw yang norak, beberapa "anak kecil" juga main-main salju. Jadi, lumayanlah ada temennya (*meskipun anak kecil) nggak 'ndeso-ndeso' amat heheh.

Snow Fall in Tokyo 2018
Megang salju

Pagi itu, salju bener-bener tebel, sekitar 15-20 cm. Di beberapa spot ada sekumpulan orang yang bikin manusia salju. Gw juga sama temen gw mencoba bikin manusia salju, tapi apa daya tangan uda kaku duluan megang salju dan sayangnya kita nggak bawa sarung tangan yang anti air. Jadilah menyerah. Tai gw sempat fotoin orang-orang salju ala kadarnya yang ada di sekitara TUAT. Tapi foto ini gw ambil sekitar 2 minggu setelah hujan salju, jadi sudah banyak sebagian salju yang hampir mencair.
Snow Fall in Tokyo 2018
Snowman ala kadarnya
Oh ya, pas tanggal 25 Januari sebagaimana gw bilang sebelumnya kalau Tokyo mengalami suhu terendah setelah 48 tahun terakhir mencapai -5 C. Jangan tanya, sabun dan shampo gw jadi beku. Jadi, pas mau mandi gw kudu ngerebus sabun sama shampo itu dulu biar mencair. 

Hmm kayaknya itu aja deh ya cerita gw, makasih udah dengerin hahaha (lah, emang siapa woy yang dengerin cerita lu). Sampai juga lagi ^^