Rabu, 06 November 2019

Drama Perjuangan Lolos Beasiswa PMDSU (Part 1)

Assalamu'alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh


Halo teman-teman, kali ini gw akan membagikan cerita "drama" perjuangan gw buat lolos beasiswa PMDSU di Teknik Kimia UI. Buat teman-teman yang mencari post singkat, padat, dan jelas mengenai beasiswa PMDSU dan tips-tipsnya, maka post ini bukanlah tempatnya, karena post ini lebih berisi curhatan gw sehingga bakal panjang hahahaha. Oke, nggak usah lama-lama, cekidot!!!

1. Cari-cari Info Beasiswa

Nah sebelum gw mulai menargetkan untuk ikut PMDSU, gw sudah mulai mencari-cari informasi beasiswa tersebut jauuuuh sebelum pembukaannya. Jadi ceritanya waktu Bulan Januari 2019 gw sempat mendaftar S2 di Jepang dengan beasiswa Monbusho, professor dari Jepangnya pun sudah setuju untuk membimbing gw karena kebetulan dia juga merupakan supervisor gw selama mengerjakan skripsi di Jepang (Baca cerita selama gw di Jepang disini). Karena sudah mendapat ACC dari profesornya untuk menerima gw sebagai mahasiswanya plus mendapat info bahwa kuliah akan dimulai pada September 2019, maka gw memutuskan untuk menemui manager gw di Ruangguru, dan gw meminta agar kontrak kerja gw sampai bulan Agustus 2019 aja, sehingga gw bisa resign tanpa embel-embel pinalti. "Manusia hanya bisa berencana, tapi Tuhan yang menentukan", karena satu dan lain hal, pada Bulan Maret gw nggak jadi bisa ambil kesempatan tersebut. Sedih? Jelas. Di bulan Mei 2019 pun gw memberitahukan ke manager kalau gw nggak jadi ambil kesempatan sekolah S2 tersebut (padahal kontrak kerja udah terlanjur dibikin cuman sampai agustus aja XD).

Beasiswa PMDSU
Logo Beasiswa PMDSU
Oke singkat cerita, gw masih berjuang agar mendaftar sekolah lagi dan itupun harus dengan beasiswa. Sejak bulan April gw sudah mulai mencari-cari informasi beasiswa, dan gw memutuskan untuk menargetkan LPDP atau PMDSU. Di akhir bulan April, gw mengajak salah seorang senior gw di kampus yang merupakan awardee PMDSU untuk ketemuan. Nah saat itu, gw tanya setuntas-tuntasnya tentang PMDSU: tips-tipsnya dan lain-lain. Selain itu, gw juga rajin cari-cari informasi PMDSU baik di website resminya, website kampus, maupun blog orang-orang yang sharing tentang pengalamannya ikut PMDSU. Bisa dikatakan gw setiap beberapa hari sekali membuka website kemenristekdikti buat ngecek apakah PMDSU sudah buka? Hehehe. Nah kenapa fase "cari-cari info" ini penting? Karena hal ini bisa membantu kalian untuk bersiap dari awal. Kan "eksekusi yang baik dimulai dari perencanaan yang baik". Dengan begini, gw jadi paham tentang apa saja yang perlu gw siapkan, apakah harus tes IELTS dulu, apakah ada medical check up, adakah syarat yang harus disiapkan jauh-jauh hari, dan lain-lain. Dan ternyata untuk persyaratan berkas PMDSU lumayan mudah, apalagi kalau dibandingkan dengan LPDP. Gw pun memproyeksi kalau syarat-syarat berkas dari PMDSU bisa gw selesaikan saat sudah buka pendafatrannya.

Beasiswa PMDSU

Lalu bagaimana dengan LPDP? LPDP sendiri sudah buka sekitar bulan Mei, gw pun ikut mendaftar dan melengkapi syarat-syaratnya. Salah satu syarat berkas LPDP adalah tes IELTS, nah berhubung gw mengalami musibah berupa dihipnotis (baca ceritanya disini) sehingga mengakibatkan uang yang gw persiapkan untuk IELTS amblas; maka gw pun nggak melanjutkan LPDP karena nggak ada uang buat tes IELTS . Oleh karena itu, gw pun memutuskan untuk melupakan LPDP dan fokus ke persiapan PMDSU yang kalau kata orang-orang bakal buka sekitar bulan Juni-Juli 2019.

2. Persiapan Berkas

Sampailah di bulan Juni. Gw semakin rajin membuka secara berkala website Kemenristekdikti untuk melihat apakah sudah ada info pendaftaran PMDSU, apakah sudah ada list calon promotor? Ternyata masih belum ada. Hingga sampailah di akhir bulan Juni, dimana mungkin gw terlalu "rajin" bekerja 😅, badan gw pun ambruk dan terpaksa harus opname akibat typhus.

Beasiswa PMDSU
Kerja, Kerja, Kerja, Typhus
Gw diopname selama 3 hari sampai hari Jumat, tanggal 21 Juni 2019. Di hari terakhir gw opname, gw dijenguk salah salah seorang temen gw yaitu Yayas (Big thanks to Yayas 😘). Kami bercerita-cerita, hingga sampailah pada cerita mengenai keinginan untuk sekolah lagi. Yayas menginfokan tentang PMDSU yang sedang buka dan akan tutup pada tanggal 26 Juni. Seketika itu gw langsung panik, what??? Gw yang selama ini rajin secara berkala mengecek apakah PMDSU sudah buka atau belum, malah justru kecolongan saat PMDSUnya buka beneran 😥. Ya memang sih, selama opname gw nggak pernah ngecek lagi website itu, namanya juga lagi sakit. Gw pun mengecek website, dan memang PMDSU sudah buka dengan deadline hari Rabu tanggal 26 Juni. Gw langsung panik maksimal. Yes memang sih kesannya masih ada 5 hari lagi buat persiapan, tapi mohon maaf, 2 harinya tanggal 22 & 23 kan weekend. Jadi hari efektif untuk mengurus segala berkas hanyalah 3 hari saja yaitu di hari Senin-Rabu (24-26 Juni). Woaaaa panik! 😱

Untuk berkas-berkasnya sendiri, semua berkas sudah siap (sisa dari persiapan LPDP), jadi yang tinggal gw persiapkan adalah surat keterangan sehat, surat bebas narkoba, dan surat rekomendasi dari dosen pembimbing.

Di hari Minggu, gw menghubungi dosbing gw saat S1 untuk janji temu di hari Senin membuat surat rekomendasi. Gw diminta oleh si Bapak untuk membuat draft surat rekomendasinya, sehingga Bapaknya tinggal ttd saja. Gw juga langsung mencari-cari info mengenai tempat uji bebas narkoba dan surat keterangan sehat. 

Beasiswa PMDSU

Setelah membaca semua review orang-orang, gw memutuskan untuk memilih RSKO dengan alasan sudah biasa menjadi tempat uji tes narkoba dan surat keterangan sehat untuk beasiswa/kerja dll sehingga asumsi gw pasti hasil tesnya akan diterima, juga alasan lain adalah lokasinya yang lumayan deket dari rumah eyang gw di Pasar Minggu.

RSKO
RSKO Cibubur
Di hari Senin pagi, tanggal 24 Juni, gw berangkat naik ojek menuju RSKO. Nah berhubung posisi gw habis sakit typhus, gw tuh khawatir kalau nanti malah hasil tes narkobanya positif gara-gara gw lagi konsumsi obat wkwkwk atau kalau nggak gitu, gw takut gw nggak bisa lolos tes kesehatan gara-gara gw abis opname typhus. Siasatnya di hari itu, gw minum sebanyak-banyaknya, tujuannya biar sisa-sisa obat atau racun bisa keluar lewat air kencing wkwkwk, jadi nggak kedeteksi deh #sotoy. Singkat cerita, alhamdulillah, gw lolos bebas narkoba & tes kesehatan wehehe. Total biaya yang gw keluarkan saat itu adalah 250.000, itu udah termasuk surat bebas narkoba dan surat keterangan sehat. Kalian bisa mengecek disini untuk melihat update biaya surat kesehatan dan bebas narkoba ataupun biaya lainnya di RSKO.
Beasiswa PMDSU
Biaya di RSKO
Tips gw buat kalian yang mau datang ke RSKO, bawalah uang cash untuk membayar dan bawalah alat tulis. Kenapa harus bawa alat tulis? Disana kita harus mengisi form dan tidak disediakan alat tulis. Waktu disana gw nggak bawa alat tulis satupun, jadilah gw muter-muter nanyain orang satu-satu buat pinjem bolpen 😂.

Beasiswa PMDSU

Keseluruhan prosesnya selesai lumayan cepet dimana jam 11 pagi gw udah caw ke UI buat ketemu dosbing gw sesuai janji yang sudah dibuat. Singkat cerita, gw uda nunggu dosen gw itu sampai sore namun dapat kabar kalau dosen gw belum bisa ttd surat rekomendasi hari itu juga, dikarenakan beliau pun sibuk rapat dari pagi sampai sore, gw pun diminta menemui Bapaknya lagi keesokan paginya di hari Selasa. Nah ini bisa juga jadi tips buat kalian, untuk minta surat rekomendasi jangan mepet-mepet ya sama tanggal deadline pengumpulan, karena bisa jadi prosesnya  lama entah dosen kita lagi pergi/rapat/minta revisi surat rekomendasi dll. Sekali lagi "Eksekusi yang baik dimulai dari perencanaan yang Baik".

Beasiswa PMDSU

Di hari Selasa, akhirnya semua berkas gw lengkap, di hari itu gw juga sempat datang ke acara sidang thesis temen deket gw dan hangout bareng temen-temen gw yang masih di kampus hahaha. "Kesempatan dalam kesempitan"

Loh, loh, kok bisa libur gitu sih hari Senin dan Selasanya? Bukannya kerja? Ambil cuti gitu? Hohoho tentu saja tidak. Karena gw opname typhus, jadi otomatis gw dapat izin sakit dari dokter sampai hari Selasa, 25 Juni, buat proses penyembuhan pasca-opname hohoho. Yah sebenarnya kalau dipikir-pikir, gw tuh wajib bersyukur dengan dikasih sakit sama Allah ya 😇, selain menggugurkan dosa, gw juga jadi punya kesempatan buat istirahat, ketemu lagi sama ortu gw (ortu jenguk ke Jakarta), bisa silaturahmi dengan teman-teman masa kampus gw, bisa dapat "libur" gratis tanpa motong cuti kerja, bisa datang sidang thesis temen, bisa ngurus-ngurus segala keperluan PMDSU dengan bebas. Gw justru nggak bisa bayangin gimana kalau gw nggak sakit, gw bingung mau izin dengan alasan apa ke manager gw buat ngurus-ngurus berkas tadi. Hahaha. Ya begitulah jalan Allah, pasti Allah memberikan jalan yang terbaik 😊. Selalu ada hikmah di setiap ujian.

3. Menghubungi Calon Promotor

Nah tahap penting lainnya selain mengumpulkan berkas dan memdaftar di website PMDSU, yaitu tahap menghubungi calon promotor. Yes, tahap ini adalah tahap yang sangat sangat sangat krusial. Kenapa? Karena yang menentukan apakah kamu lolos beasiswa PMDSU atau tidak adalah sang promotor. Istilahnya kalau udah dipilih sama promotor mah, inshaAllah lolos PMDSU hehehe. Makanya sebaiknya bersikaplah sopan saat menghubungi promotor dan entah bagaimana "menjual" diri kalian agar dipilih oleh sang promotor. Eh tunggu, promotor itu apa sih? Promotor ini klo untuk tingkatan S1 itu seperti dosen pembimbing. Nah berhubung PMDSU ini tahapannya sampai dengan S3, maka nama yang dipakai bukan lagi dosen pembimbing, melainkan promotor (orang yang akan mempromosikan sampai meraih gelar doktor).
Beasiswa PMDSU

Untuk gw sendiri memilih untuk melanjutkan di Teknik Kimia UI, dengan promotor Prof Nasikin. Alasan kenapa gw memilih si bapak karena gw tertarik dengan topik penelitiannya yang terkait bioenergy atau renewable energy, kemudian latar belakang Prof Nasikin adalah seorang akademisi yang hebat, bahkan pernah meraih juara 1 Dosen Berprestasi tingkat Nasional, serta gw pingin juga belajar tentang technopreneurship (entrepreneurship berbasis pemanfaatan teknologi) ke beliau mengingat beliau adalah orang yang concern di bidang tersebut dan salah satu anaknya pun mengembangkan wirausaha berbasis technopreneurship (jadi harapannya sih gw bisa menjadi salah seorang wirausaha gitu deh yang produknya memanfaatkan hasil penelitan gw atau penelitian siapapun di bidang keteknikan ini. Aaaamiiin 😁).

Gw pun meng-email Prof Nasikin pada tanggal 25 Juni malam hari. Di email tersebut gw memperkenalkan siapa diri gw, topik skripsi gw, sekilas tentang prestasi gw jaman S1 (jual diri gitu deh), kenapa gw memilih si Bapak dan topik penelitiannya, serta tak lupa melampirkan surat rekomendasi dosbing gw di email tersebut.

Alhamdulillah kurang dari 1 hari, Prof Nasikin membalas email gw, namun sayangnya Prof Nasikin bilang bahwa beliau sudah berjanji dengan orang yang mengemail sebelum gw untuk menjadi promotornya 😭. Meskipun begitu, Prof Nasikin tetap meminta gw melanjutkan pendaftaran dan mengikuti SIMAK UI karena masih ada kemungkinan lain dimana:
  1. Orang yang sudah dipilih oleh Prof Nasikin bisa jadi tidak lolos SIMAK UI, dan bisa jadi gw lolos SIMAK UI (seleksi masuk UI), nah kalau begitu gw bisa dipilih Bapaknya
  2. Bisa jadi tiba-tiba bapaknya diberi jatah membimbing 2 mahasiswa, nah kalau begitu gw bisa dipilih Bapaknya
Dari situ gw jadi galau karena tidakpastian ini, haha. Kalaupun gw berdoa semoga si anak yang sudah dipilih ama Pak Nasikin nggak lolos SIMAK, ya agak gimana ya, masa gw doain yang jelek-jelek nanti malah doanya balik ke gw sendiri. Itupun klo gw juga lolos SIMAK UI, klo nggak? Udah rugi dapat dosa doain orang jelek, nggak lolos pula 😆. Kemudian untuk kemungkinan kedua, gw merasa di sini gw nggak punya power apapun untuk mewujudkan hal tersebut dan merasa bahwa Allah-lah satu-satunya yang bisa gw andalkan karena Dia mempunyai kuasa agar "keajaiban"  datang ke gw sehingga Prof. Nasikin -entah bagaimana- mendapat kesempatan untuk membimbing 2 mahasiswa. Itupun gw harus memastikan gw lolos SIMAK dulu. Di situlah -entah darimana- gw mendapat pikiran galau untuk antara atau tidak mengikuti SIMAK UI dengan fakta bahwa calon promotor gw sudah memilih calon anak bimbingannya, karena gw sendiri berprinsip gw hanya akan lanjut sekolah dengan beasiswa. 

Gw tanya keluarga, teman-teman dekat gw, apakah gw tetap lanjut ikut SIMAK UI (seleksi masuk UI) apa enggak. Karena gw mikir lumayan juga biaya yang akan gw keluarkan untuk test simak UI yaitu 1 juta sendiri. Setelah minta pendapat ke semua orang yang gw percaya dan curhat ke Allah, akhirnya gw memutuskan untuk tetap lanjut daftar tes SIMAK UI.

Beasiswa PMDSU


4. Ikut Tes SIMAK UI

Oke, untuk persiapan test SIMAK UI, gw mencari-cari info mengenai jenis soal yang nantinya akan gw hadapi (TPA & Bahasa Inggris) serta membeli buku untuk latihan mengerjakan soal. Disini gw menyempatkan malam hari sepulang kerja untuk belajar dan mengerjakan soal-soal. Selain dari buku, gw juga mempelajari tips pengerjaan via video belajar ruangguru di section persiapan USM PKN STAN, karena kebetulan STAN pun jenis soalnya sama yaitu TPA dan bahasa inggris. Di section itu, banyak sekali tips-tips berguna saat mengerjakan berbagai macam tipe soal TPA #promosi; disitu gw bersyukur gw bekerja di ruangguru, jadi gw mendapat akses ke aplikasinya 😉.

Beasiswa PMDSU
Buku latihan soal yang gw pakai
Ada cerita lucu mengenai tes SIMAK UI ini: kebetulan gw memutuskan untuk tidak memberitahu satupun teman kerja klo gw mau ikut SIMAK UI. Gw pun kaget saat mengetahui salah satu teman satu tim di Ruangguru yaitu Fakhrian, menjadi pengawas tes pascasarjana SIMAK UI di gedung H,  Fakultas FISIP, UI; gedung dan fakultas yang sama yang akan gw tempati untuk tes SIMAK nanti 😆. Disitu gw g berani tanya lebih lanjut lagi di ruangan mana si temen gw bakal ngawasin, takutnya dia curiga ama gw hahaha. Gw sendiri memang tipe yang "saat masih berjuang" tidak mau koar-koar ke orang lain, gw hanya mau menshare proses perjuangan gw ke keluarga dan orang terdekat aja; ditambah gw g mau teman atau atasan di kantor tau gw ada kemungkinan bakal resign klo gw keterima PMDSU. Akhirnya gw berdoa sama Allah agar gw nggak ketemu sama si fakhrian pas gw lagi tes SIMAK UI 😆. Dan alhamdulillah, gw nggak ketemu Fakhrian sama sekali selama tes; triknya sehabis gw ujian gw nggak langsung turun & keluar gedung (ruang ujian gw di lantai 3) karena gw nggak mau tiba-tiba papasan pas lagi turun tangga atau pas lagi di lobby gedung hahaha, makanya gw tunggu sampai sepi dan nggak ada orang lagi baru deh keluar. 

Oh ya, menurut gw soal-soal TPA dan bahasa inggris di SIMAK UI lebih susah levelnya dibanding level soal-soal di buku yang gw beli 😆. Lebih advanced gitu deh. Tapi ya nggak papa, dengan persiapan belajar yang dilakukan, gw jadi tau bayangan soalnya bakal kayak gimana sekaligus belajar "melanyahkan" pengerjaan soal, belajar mengatur manajemen waktu pengerjaan soal, plus sudah tau basic tips pengerjaannya; sehingga meskipun gw menghadapi soal yang levelnya lebih susah, gw tetep bisa ngerjainnya. Gw juga yakin bahwa Allah pasti melihat usaha dan doa yang sudah kita lakukan, sehingga Allah pasti menolong kita 😊.

Beasiswa PMDSU


Cuap Cuap

Nah itu dia cerita gw gimana cerita part 1 perjuangan gw untuk meraih beasiswa PMDSU. Lalu gimana kelanjutan ceritanya?
  • Apakah gw lolos SIMAK UI? 
  • Apakah gw lolos PMDSU? 
  • Berapa besaran biaya PMDSU yang akan gw dapat? 
  • Apa saja benefit mendapat beasiswa PMDSU? 
  • Apa saja kewajiban penerima beasiswa PMDSU?

Kalian bakal dapat jawabannya di post Drama Perjuangan Lolos Beasiswa PMDSU (Part 2)

Wassalamu'alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh



5 komentar:

  1. Wah tulisannya sangat menarik 👍

    Mau tanya sedikit kak, prestasi saat S1 yang kakak sampaikan ke promotor itu seperti apa saja ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasiii

      Wah itu sii rahasia yak haha 😅. Yang jelas yang ada kaitannya dengan bidang studi yang dipilih & yg berkaitan dengan penelitian.

      Hapus
  2. Ka, maaf sebelumnya mau nanya, untuk daftar PMDSU apakah menyertakan sertifikat toefl? Lalu jika iya minimal scorenya berapa ya ka? Terimakasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Ariin

      Seingatku si enggak yaa klo dari PMDSUnya. Klo dari univnya, itu tergantung kebijakan univnya, bisa jadi ada bisa jadi tidak

      Hapus
  3. Ka, maaf mau nanya, tapi cerita kaka disini menarik banget. Jadi gini ka, pendaftaran PMDSU harus menyertakan sertifikat toefl tidak ya ka? Lalu jika iya minimal scorenya berapa ka?
    Terima kasih sebelumnya ka

    BalasHapus