Jumat, 10 Januari 2020

Antara Pubertas Dini dan Postur Tubuh Mini

Assalamu'alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh



Oke pada post kedua di section Sci-Tech ini, gw mau membahas tentang pubertas dini atau dalam bahasa ilmiahnya adalah "precocious puberty". Kenapa gw membahas topik ini? Karena gw rasa di Indonesia masih kurangnya awareness dari orang tua terhadap kondisi pubertas anaknya dan gw berharap dengan adanya info ini, orang tua bisa melakukan deteksi dini apabila ada dari anaknya yang memiliki gejala-gejala pubertas dini dan bisa mencegah dampak yang ditimbulkannya. Disini gw bukan dokter atau praktisi kesehatan, gw cuman mau sharing karena gw memang punya concern di masalah ini hehe. Meskipun gw bukan orang yang punya latar belakang di bidang kesehatan, gw tetap berusaha sebisa mungkin agar informasi yang ditampilkan disini berasal dari sumber atau artikel imiah yang terpercaya. Oke, g usah lama-lama, langsung aja cekidot.


Apa itu pubertas dini? Kapan suatu proses pubertas dikategorikan "dini"?

Pubertas pada dasarnya merupakan kondisi dimana terjadi perubahan secara fisik, psikis, dan pematangan fungsi secara seksual. Proses pubertas disini meliputi pertumbuhan tulang dan otot, perubahan pada bentuk dan ukuran tubuh, serta terjadi perkembangan kemampuan tubuh untuk melakukan reproduksi. Pubertas dimulai pada range usia 8-10 tahun dan berakhir di range usia 15-16 tahun. 

https://bloximages.newyork1.vip.townnews.com/bendbulletin.com/content/tncms/assets/v3/editorial/7/21/721b3406-8f93-545f-beb9-e4609ca7b9d9/5de9a88d9ebc2.image.jpg?resize=400%2C533
Ilustrasi pubertas dini
Suatu kondisi dikatakan pubertas dini apabila pubertas sudah dimulai di usia kurang dari 8 tahun pada anak perempuan dan pada usia kurang dari 10 pada anak laki-laki. Contoh kasusnya adalah mulai tumbuhnya payudara pada anak perempuan 6 tahun. Pada kasus pubertas dini, gejala yang muncul tidak hanya berupa perubahan fisik (tumbuhnya payudara, membesarnya penis/buah zakar), melainkan juga dibarengi juga percepatan pertumbuhan tinggi tumbuh dan kematangan tulang. 



Kenapa pubertas dini harus segera ditangani?

Menurut gw, kasus pubertas dini bukanlah suatu kasus yang bisa dikesampingkan begitu saja, orang tua perlu waspada apabila mereka melihat adanya gejala pubertas dini pada anaknya. Sebagaimana sudah gw sebutkan sebelumnya, bahwa pada kasus pubertas dini akan diikuti oleh percepatan pertumbuhan tinggi tubuh dan kematangan tulang; hal ini akan menyebabkan proses pertambahan tinggi tumbuh cepat selesai bahkan berakhir sebelum mencapai potensi tinggi maksimalnya yang berakibat pada tinggi tumbuh akhir yang cenderung pendek.  Untuk masalah tinggi potensial seorang anak bisa dihitung dengan mempertimbangkan tinggi kedua orang tuanya, di internet ada banyak sekali kalkulator untuk perhitungannya, berikut gw kasih link untuk kalkulator prediksi tinggi badan.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di jurnal The Journal of clinical endocrinology & Metabolism 2 menyatakan bahwa pubertas dini menyebabkan tinggi tubuh yang pendek bahkan didapati bahwa perempuan yang mengalami pubertas dini maka tingginya akan tidak lebih dari 151 cm dan bagi laki-laki maka tingginya tidak akan lebih dari 157,8 cm. Penelitian ini pun didukung oleh penelitian lain yang diterbitkan Jurnal Pediatrics dan Therapeutics 3, dimana penelitian dilakukan pada 586 anak perempuan yang mengalami pubertas dini, dimana didapat rata-rata tinggi yang mereka capai sekitar 149.4 cm padahal tinggi target berdasarkan perhitungan tinggi ayah dan ibu mereka adalah sekitar 157.8 cm. Dari sini terlihat terdapat perbedaan sekitar 8,4 cm dari tinggi prediksi/potensialnya. Pada penelitian ini juga didapatkan kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara variabel tinggi tumbuh akhir seorang anak dengan waktu mulai menstruasi. Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2004 dan diterbitkan pada jurnal European Journal of Endocrinology menyebutkan bahwa menunda terjadinya pubertas dapat membantu meningkatkan tinggi tubuh akhir seseorang. Dari penelitian-penelitian yang sudah gw sebutkan di atas, jelas menyiratkan bahwa terdapat korelasi antara pubertas dini dengan tinggi tubuh yang pendek.

Ilustrasi emosional
Selain memengaruhi fisik yaitu tinggi tubuh akhir yang pendek, terdapat dampak lain yang disebabkan oleh pubertas dini yaitu dampak psikologis. Pubertas yang lebih awal terjadi, dapat menyebabkan si anak tersebut mengalami perubahan lebih dahulu dibanding anak-anak sebayanya, hal ini pun dapat memberikan tekanan psikologis sendiri pada anak. Contoh kasus yang bisa kita bayangkan adalah, pada anak perempuan usia 8 tahun yang telah tumbuh payudaranya terlebih dahulu dan lebih "terlihat" dibanding anak perempuan sebayanya, bisa membuat si anak tersebut merasa berbeda dari teman sebayanya atau bahkan menjadi bahan ceng2an oleh teman-temannya, tentunya hal ini pada sebagian anak akan menjadi tekanan psikologis sendiri, merasa malu, dan sebagainya. Bahkan pada beberapa literatur yang gw baca, pubertas dini cenderung memengaruhi perkembangan emosi anak dimana di masa dewasanya si anak tersebut berkembang menjadi pribadi yang emosional. Namun, untuk pernyataan ini baru gw temukan di artikel saja, gw belum menemukan penelitian yang bisa membuktikan korelasi ini.

Dari paparan di atas, tentunya kasus pubertas dini perlu menjadi concern bagi orang tua maupun calon orang tua agar bisa mencegah anak-anaknya mengalaminya atau segera menangani bila mendapati anaknya memiliki gejala pubertas dini. Memangnya apa saja penyebab dan gejala pubertas dini, lalu bagaimana cara penanganannya? Tenang aja, pertanyaan ini akan gw bahas satu-satu di bawah. Next! ->>>



Sebenarnya apa penyebab pubertas dini?

Penyebab pubertas dini lebih seringnya tidak dapat ditemukan; namun pada beberapa kasus (-yang itupun sangat jarang terjadi) pubertas dini dapat disebabkan karena infeksi, kelainan hormon, tumor, keabnormalitas-an atau luka pada otak. Pubertas dini atau prcocious puberty dapat dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan penyebabnya yaitu: 
  1. Gonadotropin-dependent Precocious Puberty
    Merupakan pubertas dini yang disebabkan terjadinya sekresi terlalu awal (premature secretion) dari hormon gonadotropin (hormon yang bertanggung jawab terhadap terjadinya pubertas). Berdasarkan literatur, para peneliti percaya bahwa kematangan yang terlalu awal pada hypothalamus-pituitary-ovaries axis-lah yang menyebabkan kelainan ini pada perempuan. Meskipun begitu, penyebab jelas kenapa bisa terjadi premature secretion dari hormon gonadotropin masih belum diketahui. Pubertas dini jenis inilah yang paling sering terjadi.
  2. Gonadotropin-independent Precocious Puberty
    Merupakan pubertas dini yang tidak disebabkan akibat sekresi terlalu awal (premature secretion) dari hormon gonadotropin (-itulah kenapa namanya "independent").
Ilustrasi hormon gonadotropin
Korelasi antara premature secretion hormon gonadotropin sebagai penyebab dari pubertas dini telah dibuktikan melalui penelitian yang dipublikasikan pada tahun 1999 di The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism 2. Meskipun begitu belum diketahui dengan jelas apa penyebab dari premature secretion hormon gonadotropin pada tubuh.

Apa saja gejala pubertas dini?

Tentunya agar bisa aware terhadap pubertas dini, kita harus tahu apa saja gejala-gejalanya. Gejala dari pubertas dini sama dengan gejala pubertas pada umumnya hanya saja dimulai di usia yang lebih awal, yaitu kurang dari 8 tahun pada anak perempuan dan kurang dari 9 tahun pada anak laki-laki. Gejala-gejala tersebut antara lain:
  • Pertumbuhan payudara dan mentruasi pada anak perempuan
  • Pembesaran penis & buah zakar, pertumbuhan rambut, dan perubahan suara pada anak laki-laki
  • Pertumbuhan rambut pada kemaluan dan ketiak
  • Munculnya jerawat
  • Mulai muncul bau badan
Di luar tanda-tanda pubertas umum di atas, berdasarkan sumber yang gw baca terdapat gejala khusus yang muncul untuk kasus pubertas dini ini antara lain:
  • Si anak berubah jadi moody disebabkan perubahan hormon
  • Meningkatnya agresifitas pada anak
  • Si anak akan lebih tinggi dari anak-anak sebayanya (hanya pada awal saja)


Bagaimana cara diagnosis pubertas dini?

Apabila anda sebagai orang tua mencurigai bahwa anak anda mengalami pubertas dini maka hal pertama yang dilakukan adalah segera pergi ke dokter anak. Kemungkinan pemeriksaan yang akan dilakukan untuk diagnosa antara lain:
  • X-Ray
  • Pengukuran jumlah hormon gonadotropin (LH dan FSH), estradiol, testoterone, dan/atau tiroid.
  • Melakukan ultrasonografi pada kelenjar adrenal dan gonad (ovarium dan testis)
  • Melakukan tes pada Gonadotropin-stimulating-hormone (GnRH)
  • Melakukan magnetic resonance imaging (MRI)


Bagaimana cara penanganan pubertas dini?

Treatment yang dilakukan oleh dokter tentunya bertujuan untuk menghambat atau menghentikan proses pubertas dini yang sedang terjadi. Berdasarkan literatur yang gw baca, terapi yang digunakan salah satunya dengan terapi hormon menggunakan luteinizing-releasing hormone (LHRH). Hormon sintetis ini akan menghentikan proses kematangan seksual dengan cara mencegah kelenjar pituari untuk melepaskan hormon gonadotropin.



Nah itu dia sepenggal paparan gw tentang pubertas dini. Ya mungkin judul artikel ini terlalu lebay ya pakai kata "tubuh mini" hahaha, harusnya cukup tubuh pendek aja; tapi berhubung gw pingin judulnya punya rima yang asyik jadilah dibuat judulnya begitu biar menarik. 

Semoga yang gw tulis ini bisa bermanfaat buat kalian. Sampai jumpa di artikel gw selanjutnya dan jangan lupa cek artikel gw yang lainnya yaa. Bha bhayyyyyy


- Tulisan ini ditulis di dalam keremangan malam 
di atas rangkaian gerbong Argo Muria


Referensi:
D, L.-V., B, V., R, C. M., J, E. S., JD, F.-B., & C., M.-H. (2004). Onset of puberty at eight years of age in girls determines a specific tempo of puberty but does not affect adult height. Acta Paediatrica, 874-879.
Klein, K. O. (1999). Precocious Puberty: Who Has It? Who Should Be Treated? The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 411-414.
Al-Agha, A. E., & Hadadi, A. A. (2015). Early Puberty and its Effect on Height in Young Saudi Females: A CrossSectional Study. Pediatrics & Therapeutics, 222-226.
Wit, J. M., Balen, H. V.-v., Kamp, G. A., & Oostdijk, W. (2004). Benefit of postponing normal puberty for improving final height. European Journal of Endocrinology, 41-45.
Mayo Clinic. (2019, April 5). Precocious Puberty. Retrieved from Mayo Clinic: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/precocious-puberty/symptoms-causes/syc-20351811
Children's National. (n.d.). Pediatric Precocious Puberty. Retrieved from Children's National: https://childrensnational.org/visit/conditions-and-treatments/diabetes-hormonal-disorders/precocious-puberty

0 komentar:

Posting Komentar